[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

OOC:
* Terbuka untuk siapa saja.
* Lokasi : Siegfierd's Coffee Shop
* Waktu : Jum'at, 8 Januari 2020 a.t.b
* Timeline : 2 hari sebelum main RP dimulai atau 2 hari sebelum pesta penyambutan Sheera sebagai governor baru area 11.

...

Matahari pelan-pelan mulai menunjukkan wujudnya dan tampak seperti malu-malu menatap wajah riang para manusia di bawahnya. Sinarnya yang cemerlang mulai menyoroti sudut-sudut wilayah di Area 11, suatu wilayah jajahan Kerajaan Britania.

Masyarakat Britania yang tinggal di wilayah elit Area 11 pun akan menjalankan kegiatan sehari-harinya seperti biasa. Sebagian berlari ke pangkalan militer, sebagian berjalan menuju Ashford Academy, dan sisanya memiliki tujuannya masing-masing. Hari yang sibuk, seperti biasa. Hal yang sama juga dialami oleh seorang remaja lelaki yang kebetulan kedapatan tugas untuk menjaga kedai milik ayahnya.

Lelaki tampan berusia 20 tahun itu ialah Yuto Siegfierd.

Sesungguhnya, ia begitu malas dan menjadi tak bersemangat ketika ia disuruh oleh ayahnya untuk menjaga salah satu kedai kopi yang terletak di wilayah Tokyo Settlement. Tidak, bukan karena letak kedainya yang berada di wilayah kerajaan Britania tersebut, melainkan karena satu hal, yaitu setiap kali ia mendapat tugas menjaga para wanita Britania selalu memenuhi kedainya dan mengerumuninya. Akan menjadi sangat bagus apabila para wanita itu juga membeli kopinya, tetapi mereka hanya datang untuk menemuinya dan merusak suasana damai di kedai tersebut. Hal itu benar-benar membuatnya kesal, namun mau tak mau, ia harus meladeni para wanita itu dengan senyuman terbaiknya.

Hari ini pun sama seperti biasanya, ia lagi-lagi dikerumuni oleh para wanita Britania yang genit dan manja. Namun dengan kelihaiannya pula, ia berhasil membuat para wanita itu menjauhi dirinya, bahkan mereka semua pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Ada apa sebenarnya? Ternyata Yuto sedikit mengancam mereka dengan halus.

Ia lalu duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu, sedikit agak dekat ke jendela dan menatap ke arah langit biru Area 11. "Semoga hari ini pun banyak pengunjungnya..." gumamnya pada dirinya sendiri. Kemudian ia segera melayang pergi menuju dunia lamunannya.

Lokasi : Siegfierd's Coffee Shop

Elean yang melihat Coffe shop yang bertuliskan Siegfierd's Coffee Shop, perasaanya untuk memasuki caffe itu adalah semangat. ia membuka pintu masuk caffe.

"selamat siang", ramah Elean mengucapkannya.

Lamunannya terhenti ketika seseorang masuk dan menyapa. Yuto segera berdiri dan merapikan kembali bangku yang ia pakai tadi. Ia lalu menghampiri tamu pertama yang memasuki kedai kopinya tersebut. Yuto mengenalnya.

Sejenak ia menoleh dahulu pada jam yang tergantung di tembok kedainya. "Hai, kau Elean pengawalnya Sheera kan? Ayo silahkan masuk!" sapanya dengan senyuman yang ramah. "Ngomong-ngomong, seharusnya sekarang masih pagi, jadi selamat pagi!" godanya.

Ia lalu mengarahkan Elean pada salah satu kursi di dekat jendela tempatnya duduk tadi. Masih dengan senyumannya. Kemudian ia menawarkan buku menu pada gadis elite army tersebut.

"Mau pesan apa?" tanyanya ramah.

Lokasi : Siegfierd's Coffee Shop

Ciel yang sedang jenuh mengunjungi sebuah coffee shop, kebetulan dia sangat menyukai kopi walaupun usianya hanya 15 tahun. Ciel kemudian duduk di sebuah meja dan mulai melihat-lihat menu.

Dapat dirasakan banyak mata memandangnya kebingungan tetapi Ciel hanya cuek. Kalau saja dia datang sebagai seorang cewek, lebih banyak lagi orang yang menatapnya!

"Ahhh.... Banyak pilihan, menyebalkan.." Ciel menggumam. Ekspresinya membuat setiap orang yang melihatnya tidak mau menatap untuk kedua kalinya, sangat seram.. Yaa, memang Ciel sedang bad mood.

Elean yang melihat seseorang yang ia kenal, dan ternyata ia yuto.

"ah, yuto-sama..ya saya Elean..ahhaha maafkan saya, maksud saya Selamat siang", sapa Elean dengan perasaan lega, dia melihat seseorang yang ia kenal.

melihat yuto yang menyiapkan kursi untuknya.
"terima kasih yuto-sama"

didudukinya kursi itu dan dilihatnya buku menu yang diterimanya.

"saya meminta minuman yang sering dipesan pelanggan", kata Elean dengan sopan.

dan dilihatnya seseorang laki-laki muda yang sudah lama ia kenal.
'ciel ?', gumam Elean

Ciel masih tidak dapat memilih apa yang ingin ia pesan. "Ini enak.. itu juga enak.. Err..." Ciel sedang sibuk dengan dirinya sendiri.

Entah bagaimana caranya, Ciel merasa ada seseorang yang menatap dirinya. Ciel melihat sekeliling dan mendapati seorang cewek yang rasanya pernah ia kenal tetapi dia lupa, memorinya memang menyebalkan.. Ciel tanpa sadar menatap cewek itu lama.

Elean yang menduga orang itu Ciel, menatapnya kembali.

tidak lama menatapnya, Elean tersenyum melihat Ciel.
"selamat pagi", sapa Elean melihat Ciel.

Yuto mengangguk mendengar jawaban dari Elean. Ia lalu mengambil kembali buku menu dari meja tersebut. "Baiklah... tunggu ya!" serunya dengan ramah.

Ia lalu segera berjalan menuju dapur, namun pandangannya tersita sejenak dengan kedatangan seorang tamu lagi yang juga sudah tak asing di matanya, ah bukan, di mata dirinya yang lain tepatnya. Ia lalu tersenyum sejenak, ketika melihat sekeliling orang itu penuh dengan aura-aura yang tidak mengenakkan. Orang itu ialah Ciel, sang elite Kishidan.

Ia berhenti sejenak, kemudian kembali melangkah menuju dapur dan segera memberitahu para pekerjanya untuk segera membuatkan milk coffee andalan kedai miliknya. Setelah itu ia segera menyambar meja Ciel sambil tersenyum. Ternyata, ada Elean juga disana.

"Tuan, mau pesan apa?" tanyanya dengan ramah. Entah kenapa Yuto merasa telah menjadi seorang waiter daripada menjadi seorang pemilik kedai kopi. Ia hanya tertawa dalam hati saja memikirkannya.

Ciel kaget sampai ia loncat dari kursinya. Ciel tak menyangka orang itu benar-benar mengenal dirinya!

Ciel buru-buru mendirikan kembali kursinya dan duduk di tempatnya, "Pagi..." balas Ciel dengan suara yang amat pelan. Entah cewek itu mendengarnya atau tidak. Sekarang Ciel sedang berusaha keras mengingat cewek itu siapa..

Ciel sampai lupa untuk memesan sesuatu.. Untung saja Yuto, sang pemilik menanyakannya. "Ahh.. Berikan aku secangkir black coffee" katanya tanpa tahu siapa sebenarnya laki-laki itu.

sambil menunggu pesanannya datang, ia masih menatap ciel dengan heran. karna ia melihat Ciel sepertinya mengucapkan sesuatu tetapi sangat pelan, sampai Elean tidak mendengar.

'apakah aku salah orang..?', pikir Elean.

Elean melanjutkan penungguannya dengan memainkan jarinya dimeja dengan pelan. dan menatap ke jendela yang memberikan jalan masuk untuk cahaya cahaya matahari yang terang.

Yuto hanya terdiam. Menurut penglihatannya, Ciel dan Elean punya sesuatu yang disembunyikan. Terlihat dari reaksi Ciel ketika Elean datang menyapanya. Yuto hanya tersenyum dan merasa itu bukanlah urusannya.

"Ahh.. Berikan aku secangkir black coffee"

Ia mengangguk, ia lalu segera menuliskan kata 'black coffee' dalam kertas yang ia pegang. Ia lalu menatap kembali pada Ciel, juga Elean. "Baiklah, tunggu sejenak tuan" serunya. Ia benar-benar telah menjadi waiter kini.

Menjadi seorang pemilik kedai memang bukanlah hal yang mudah. Kesan pertama terhadap pelanggan adalah segalanya. Karena itulah, walaupun sebenarnya ia sangat malas, tetapi ia harus melakukannya. Demi kemajuan kedai miliknya tentunya.

Untuk menuntaskan hal itu, bagaimana pun juga, ia harus melancarkan senyum padanya, dan berusaha agar pelanggannya merasa puas setelah memesan kopi di tempatnya. Bahkan, terhadap pelanggannya yang mungkin sedang bad mood. Ia harus menghiburnya.

Ia menoleh pada Elean, "Apa kau mau pesananmu kupindahkan kemari bersama tuan ini? Karena sepertinya kalian telah saling mengenal?" tanyanya ramah. Tak mengharapkan jawaban seramah yang ia lakukan dari kedua pelanggannya itu.

Ciel sekarang bingung mau melakukan apa. Dia paling bosan disuruh menunggu, dan sekarang pun dia sedang bosan. Dengan malasnya dia membuka-buka menu, melihat-lihat daftar kopi yang ada.

"Sial, ada cappuccino" Ciel ngomel. Black coffee yang dipesannya tadi sebenarnya hanya asal sebut karena ditanya tiba-tiba.

Quote :

"Apa kau mau pesananmu kupindahkan kemari bersama tuan ini? Karena sepertinya kalian telah saling mengenal?"

Lamunan Elean terpecah, ia melihat yuto yang sedang menunggu jawabannya.

"yuto-sama..saya masih ragu, apakah dia orang yang saya kenal..karna sepertinya dia tidak mengenali saya", bisik Elean terhadap yuto. berharap ciel untuk tidak mendengar apa yang ia bisikkan.

Ciel menatap kedua orang yang sedang berbisik-bisik itu. Mencoba menerka apa yang mereka bicarakan.

Ciel sebenarnya penasaran apakah ia mengenal cewek itu atau tidak, dia pun telah merencanakan sesuatu jika Yuto menjauh darinya.

"Cepat menjauh.. menjauh.." gumam Ciel menanti kesempatan

Seorang gadis berambut indah berwarna indigo dengan mata emas indah mengerling saat ada pelayan menghampirinya.

"teh chamomile." gadis ini memesan. Tapi dia baru menyadari kalau tempat itu coffe shop. I.I merasa sedikit malu lalu pergi keluar toko.

beberapa saat kemudian gadis ini masuk kembali dengan penampilan berbeda. Rambut diikat tinggi dan kacamata. Pakaiannya juga berbeda.

"espresso please." dia memesan dengan sisa harga dirinya. Untungnya pelayan itu tidak sadar.

Yuto mengangguk, "Baiklah... kalau begitu" katanya pelan. Tiba-tiba ia merasa tatapan seseorang yang mengarah pada dirinya dan Elean. Diam-diam, ia menatap balik pada orang itu yang ternyata berasal dari Ciel. Sedikit-sedikit, ia dapat membaca maksud dari tatapannya.

Ia lalu segera menjauh dari Elean, dan kembali pada kursi kesayangannya setelah sebelumnya memberitahukan pesanan pada pekerja-pekerjanya. Ia tetap duduk disitu, dan mengamati aksi dan reaksi dari kedua pelanggannya. Yuto hanya tersenyum.

Aku penasaran, apa yang akan mereka lakukan, serunya dalam hati. Dari tempat duduknya yang agak jauh itu, ia menatap kedua pelanggannya itu.

Lalu seseorang gadis datang dan ia mendengarnya sedang memesan sesuatu, kedengarannya seperti teh. Ia terdiam sejenak, dan sedikit tertawa. Kemudian gadis itu pergi.

Setelah itu seorang pelanggan datang lagi ke kedainya. Gadis itu memesan sebuah espresso. Namun ia menyadari bahwa orang yang satu ini adalad orang yang sama dengan orang yang memesan teh sebelumnya. Ia hanya tertawa kecil.

Lalu tatapannya kembali pada Elean dan Ciel. Masih penasaran.

Elean mulai berpikir dengan keras.
'apakah benar dia ciel ?'

ia lalu menatap ciel dan mulai berpikir lagi, tidak terasa minuman yang diberikan yuto dibiarkan saja. Elean mulai memainkkan sendok dari gelas coffe itu. dan masih berpikir.

dalam keadaan masih berpikir ia mengalihkan pandangan ke wanita yang memakai kacamata itu. pikiran Elean sempat terhenti.
'bukannya dia wanita yang sebelumnya keluar ?', Elean berkata dalam hati.

setelah menatap wanita itu, ia melanjutkannya menatap Ciel.

'baiklah', gumam Elean

Elean mendekati Ciel yang duduk dan menunjukan wajah bosan.

Lokasi : Siegfierd's Coffee Shop

Raven berjalan mondar-mandir di depan Kedai kopi itu. Dia ragu apakah dia harus masuk ke dalam atau tidak.

"Ah, mungkin saja Elean ada di sini. Tidak ada salahnya jika aku masuk."

Raven pun memasuki kedai kopi itu. Dia berkeliling mencari Elean. Dia harus segera mencari gadis itu untuk menyampaikan sesuatu. Raven melihat Elean, gadis itu terlihat kebingungan dan sekarang sedang bersama dengan seseorang yang sepertinya familiar bagi Raven. Raven pun menghampirinya.

sampailah Elean dimeja dekat ciel berada, ia menengok kearah pintu masuk yang terbuka dan mengetahui siapa yang masuk.

selesei melihat siapa yang masuk itu, dia menatap kembali ciel.

"apakah kita pernah bertemu ? atau saling mengenal ?", sapa Elean dengan sopan.

tidak ia pikirkan bahwa seseorang yang masuk itu ternyata teman kecilnya.

"raven ?"

*srek*

Seseorang lagi memasuki kedai kopi itu... wajahnya sedikit ditutupi oleh kain, seakan sedang menyamar.

Kebiasaan, sepertinya, telah membuatnya seperti itu, kebiasaan kabur dari kesatuan karena diberi tugas oleh atasan, yang terbawa hingga saat ia menjadi petinggi sekarang.

Laki-laki itu duduk di salah satu kursi, kursi yang cukup dekat dengan dapur. Ia lalu memanggil salah satu pelayan.

"Hei... kau... satu gelas... em... Kopi hitam... gula dan krim... tolong dibawa kesini, ya." ujarnya dengan tegas dan jelas, namun pelan.

Senyum mengembang dari wajah orang itu

Dari wajah Alexander Zehran Cross.

"Ah, ternyata di sini kau, Elean. Aku sudah mencarimu kemana-mana," ujar Raven sambil menarik kursi di sebelah Elean.

Raven melirik orang yang ada di sebelahnya lagi.

Dia mirip dengan orang yang kutolong dulu..Apa hanya perasaanku saja?

Raven sejenak diam, dia menunggu reaksi Ciel ketika melihatnya. Tak ada reaksi apapun.

"mencariku ?", ujar Elean.

kini tatapannya menuju bola mata raven.

lalu Elean melihat coffe yang ia pesan dimejanya.Coffe itu terlihat sendirian dan menangis jika digambarkan.
Elean dengan tingkah (swt), berjalan kembali kemejanya dan mengambil coffe pesanannya.
'maafkan aku yuto-sama',Elean menggunakan bahasa tubuh ke arah yuto yang duduk dikursinya.

"Ya, aku ingin memberitahumu soal pesta,"jawab Raven.

Raven mengacuhkan perempuan di sebelahnya. Dia sebenarnya bingung harus memulai pembicaraan dengan apa. Hatinya mengatakan untuk menyapanya, karena dia yakin bahwa gadis itu adalah orang yang pernah di tolongnya dulu. Tetapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

Matanya berkeliling lagi ke seluruh kedai kopi itu. Entah kenapa Raven merasa nyaman ada di sana. Dia mengangkat tanggannya, mengisyaratkan kepada para pelayan, bahwa dia ingin memesan.

I.I yang tidak memperhatikan keadaan di sana asyik dengan pikirannya sendiri. Dia sedang berpikir apa yang akan dimasaknya nanti malam untuk leon. Lalu lamunannya terusik oleh bau kopi yang enak.

gadis ini pun memutuskan untuk bertanya pada yuto. "permisi, apa di sini menjual bubuk kopi? Wanginya enak. Aku ingin membelinya untuk kekasihku. Dia suka kopi."

sesudah meminum coffe, Elean melanjutkannya untuk kembali ke meja Ciel dan raven berada.

Quote :

"Ya, aku ingin memberitahumu soal pesta,"

"pesta ? pesta apa ?", jawab Elean yang sambil memutar mutarkan sendok di gelas coffenya.

______________________________

OOT : ulqui les ==", si Ciel jadi diem gini