[RP] Let's Shopping at Omotesando Mall

Quote :

"Eh apa benar Qwerty boleh memesan makanan?"

"Tentu saja boleh, Qwerty...Ini kan memang tempat untuk makan. Jadi kau seharusnya memesan makanan juga..," lagi-lagi Raven tanpa sadar menjelaskan hal tersebut pada Qwerty.

Sekarang ada pemimpin lain restoran tersebut, kelihatannya dia melihat catatan di tissue yang tadi Raven buat dan buru-buru menghampiri tempat duduk Raven.

Belum sempat dia menegur Raven, Raven sengaja menjatuhkan pisaunya.

"Ah, pisauku jatuh," jawabnya sambil tersenyum evil lagi.

Sang pemimpin tersebut langsung mundur dari tempat Raven, dan mantan pemilik toko tersebut membentak-bentaknya gara-gara hampir melakukan hal yang tak sopan pada Raven.

"Iya . kau ?"

Pertanyaan balik eh? Hng... coba dengar dan telaah apa pertanyaannya.
Kau berarti orang yang mengajukan pertanyaan sebelumnya, itu berarti Qwerty sendiri.

Cukup.

"Ah! Qwerty, Qwerty Qaz."

Dan kemudian Raven memberikan penjelasan seputar... makanan atau mempersilakannya untuk memilih makanan. Itu berarti boleh kan~?

"Ah, benarkah boleh?" tanya Qwerty memastikan. "Kalau begitu... uhm," ia membuka buku menu, "Qwerty mau ini, ini... ah ini juga, lalu ini dan ini, kemudian ini dan... ini, ini, ini," ia hampir menyebutkan 10 jenis makanan dan 5 jenis minuman yang tersedia di dalam buku menu tersebut.

Elean hanya menelan ludah saat qwerty memesan makanan.
'astaga...malangnya nasipmu riona..'

pesanan Elean sudah datang, dia mengambil sambal didekatnya. dan menaruhnya keudang rica-rica pedasnya.

Lemon teanya juga ia teguk dengan cepat, mulutnya menjadi kering.

lalu memakan udang itu dengan cepat.
"uhuk ! uhuk !", keselek Elean memakan makanan pedas itu.
ia bingung karena Lemon teanya juga sudah habis ia minum karna tadi kehausan.

(abis ngetik ini Sayo langsung dibunuh Elean)

Qwerty, kau hebat sekali..Ini taktik memeras orang namanya..Aku bangga padamu pikir Raven saat melihat Qwerty memesan banyak makanan.

Pesanannya juga sudah datang, Jus Mangga saja. Lalu kebetulan sekali dia melihat Elean yang sedang terbatuk-batuk sekarang. Kenapa? Dan minumnya juga habis.

"Ini, minum punyaku saja. Tenang saja, sama sekali belum ku sentuh..."

Quote :

"Ini, minum punyaku saja. Tenang saja, sama sekali belum ku sentuh..."

Elean sekarat, dia batuk-batuk kepedesan.
langsungnya ia meminum jus mangga itu dan habis....
"ukhh...", bibir Elean kini merah karna kepedesan.

Ia hanya membalikkan gelas bekas jus mangga itu ke raven tanpa menatap wajahnya.

"te, terimakasih..", Elean menatap kearah lain sambil meniup bibirnya sendiri yang terasa pedas.

makanan yang ia pesan hanya diaduk-aduk olehnya. Elean tidak ingin memakannya lagi dan sekarang malah bingung dan masih lapar.

Dan... makanan Qwerty datang~!

Gadis bertubuh kecil ini kemudian menyiapkan sendok dan garpu di kedua tangannya. Dalam hitungan menit setelah makanan itu disajikan, Qwerty melahapnya satu-persatu, secara pasti hap... hap nampak sekali kalau ia jarang diberi makanan enak di tempat sebelumnya.

"Aaah ini enak!" ucapnya kemudian beralih pada makanan selanjutnya, minuman, makanan, minuman...

daaaan... habis, hanya dalam hitungan menit saja.

"Aaah habis..." ucapnya melihat piring-piring kosong di atas meja itu.

Sekarang Raven tidak memiliki apapun lagi untuk di nikmati. Jus mangganya juga sudah di habiskan oleh Elean. Hanya bisa melamun sambil memakan pocky.

Ah, menunggu pesanan Qwerty saja deh..Nanti sekalian minta padanya

Raven tersenyum licik lagi dan mulai memakan pocky-nya.

Dan tak terduga

APA? MAKANANNYA HABIS DALAM BEBERAPA MENIT?

Raven kaget bukan main. Syok lagi.

Riona benar benar tercengang dengan pesanan Qwerty , teman baru nya itu .

sial ... aku ga nyangka dia bakal mesen sebanyak itu ....

"Wa, wah.... Qwerty makan nya banyak yaaa ! memang habis segitu banyak nya ?" Rio berusaha tersenyum tulus . bukan berarti dia menyesal mentraktir teman-teman nya , tapi hanya terkejut . dibalik tampang lugu nya itu ternyata .....

Qwerty mengelap mulutnya dengan tisu, berusaha tampil rapi. Makanan di hadapannya memang sudah habis walau sebenarnya ia ingin desert...

"Aaah makanannya enak sekali..." ucapnya senang sambil tersenyum memasang wajah tanpa dosa. "Kalau saja Qwerty boleh memesan satu atau dua makanan lagi," ucapnya dengan memasang tampang innocent yang membuat orang gemas sambil melirik buku menu.

Ia agaknya tidak lagi berpikir untuk sungkan.

Rio syok .

a, anak ini .....

"bo, boleh .. sesuka Qwerty san saja ..." jawab Rio . terpaksa Rio harus menggunakan credit card nya , tidak jadi bayar cash karna uang nya sudah menipis

Elean mulai mengudek-ngudek makanannya lagi, dia hanya memainkannya dan menghembuskan nafas dengan berat.

"rio ? sudah mau dibayar ya ? pesananku biar aku saja yang bayar", Elean mengeluarkan dompet panjangnyari dari tas.

Rio menatap Elean .

"ah , aku memang harus pergi sekarang . sore nanti kami ada latihan senam indah ." ujar Rio sambil menunjuk ke arah teman teman nya .

"tapi biar aku yang bayar . aku kan sudah janji ." lalu tanpa persetujuan ia berjalan ke cashier dan membayar sisa bill nya .

rio berjalan menghampiri meja nya tadi .

"Qwerty san , pesanan tambahan mu juga sudah di bayar . tenang saja !" ujar Rio sambil tersenyum .

"semuanya , aku duluan ya ! senang bisa kenal dengan kalian semua ! " ujar nya senang . Rio dan kawan kawan pun berjalan ke arah pintu keluar

Quote :

"tapi biar aku yang bayar . aku kan sudah janji ."

Elean berpikir, 'walaupun aku ditraktir....yang aku nikmati hanya minumannya saja'. isak Elean.

"terima kasih banyak riona...", Elean tersenyum sambil bangkit dari duduknya

"aku juga harus pergi lagi", Elean mencoba menghindar.

ia mengangkat belanjaannya dan juga tasnya.

"Wah, dia pergi..." gumam Qwerty pendek. "Padahal Qwerty belum sempat berterima kasih," lanjutnya lagi.

Kini di hadapannya terdapat semangkuk besar banana split, sebenarnya semenjak menjadi Qwerty, ia belum pernah memakan yang namanya es krim. Jadi bagaimana tanggapannya soal makanan dingin satu ini?

"Kalau begitu Qwerty makan... hap!" ia terdiam sejenak, merasa-rasakan es yang mencair dalam mulutnya. "Um... ini dingin," ucap Qwerty lagi, penasaran pada makanan tersebut.

AH BETUL! HARUS ADA YANG KULAKUKAN JUGA!

Raven segera berpamitan juga. Dia bertanya pada Elean dan Qwerty, "Apakah kalian ingin ikut denganku ke toko binatang yang baru di buka? Jika tidak aku akan pergi sendiri."

Raven buru-buru mengeluarkan ceknya dengan sembunyi-sembunyi. Dia menuliskan jumlah yang cukup besar di kertas tersebut, dan tersenyum kepada semua karyawan di restaurant tersebut.

"Kalian bekerja dengan baik sekali," pujinya."Aku pamit dulu."

"Apakah kalian ingin ikut denganku ke toko binatang yang baru di buka? Jika tidak aku akan pergi sendiri."

Coba dengar, "Binatang? Toko Binatang?" tiba-tiba saja perasaannya tentang es krim itu hilang. Kata-kata tentang binatang terlalu mencolok untuknya. "Qwerty ikut!! Qwerty ingin melihat kucing, dan... ah apa ya itu oh kelinci!" ucapnya dengan nada riang sembari mengacung-acungkan tangan.

Quote :

"Qwerty ikut!! Qwerty ingin melihat kucing, dan... ah apa ya itu oh kelinci!"

"Aihh! Qwerty! Kenapa kau bisa membaca pikiranku? Aku juga ingin membeli kucing!" ucap Raven menggebu-gebu. Dia juga merupakan pecinta binatang, dan dia baru ingat ingin membeli kucing.

"Elean, bagaimana? Kau ikut?"

"ngg...", Elean hanya menggigit bibir bawahnya dan berpikir.

1. hey ! kau tidak ingat Elean takut dengan kucing
2. Elean sedang marah sama Raven

"sepertinya tidak bisa", Elean berbicara tidak menatap raven.

Quote :

"sepertinya tidak bisa"

"Ah, sayang sekali..," Raven kecewa. Tetapi paling tidak ada Qwerty yang menemaninya.

"Ayo, Qwerty," Raven keluar dari restaurant dengan agak berat hati.

Lokasi : Toko Binatang

Raven melihat-lihat sekelilingnya. Ada banyak sekali binatang di toko yang baru dibuka tersebut. Matanya berbinar-binar melihat kucing putih yang ada di depannya.

Qwerty sepertinya sudah tidak menghiraukan keadaan sekitarnya karena bisa dibilang ia fanatik dengan binatang terutama kucing. Coba ingat beberapa tahun kebelakang, Rhea memiliki seekor kucing bernama Si Meong yang sudah mati karena tertabrak... miris untungnya Qwerty tidak ingat itu.

"Aaah Raven mau membeli kucing? ..." dan entah mengapa ia bertanya seperti ini. Dibilang Qwerty juga mau kucing, merawat diri sendiri saja tidak bisa apalagi merawat kucing. ... Mungkin Qwerty lebih ingin menyumbang nama :3

Quote :

"Aaah Raven mau membeli kucing? ..."

"Iya," jawab Raven tersenyum, dan masih memandangi si kucing putih itu."Aku sebenarnya mau membeli burung lagi untuk kujadikan koleksi di rumahku(untuk pengetahuan arti RAVEN sebenarnya adalah burung), tapi aku berpikir untuk membeli kucing..Mungkin lucu juga."

Raven tak tau apa yang akan terjadi pada burung-burungnya di rumahnya jika kucing tersebut sudah di belinya.

"Aku ingin yang ini!" Raven langsung membawa kucing tersebut ke kasir, dia melirik pada Qwerty dengan bersemangat."Qwerty, sebaiknya kuberi nama apa kucing ini? Kau ada ide?"

"yaa, selamat tinggal qwerty..",kata Elean yang melambai ke arah qwerty saja. lalu meninggalkan restaurant itu. dan pergi ke pintu keluar.

Lokasi : Pintu keluar Omotesando mall

'tidak....', pikir Elean kusut saat melihat apa yang terjadi diluar.
hujan yang deras....

tidak terpikirkan oleh Elean untuk membawa payung pada hari ini, dan juga tidak membawa mobilnya. apa lagi jika petir keras datang. Handphonenya yang batrenya tinnggal 3% mulai meminta untuk mati.

Elean kembali lagi kedalam mall dan mencari qwerty dan raven kembali, setidaknya dia tidak mendengar suara petir diluar.
'berentilah hujan ini !', gumam Elean sambil mengetik sms dari hapenya. untuk meminta supirnya menjemputnya dengan cepat.

Sama dengan Raven, masih dengan mata berbinar Qwerty memandangi kucing itu... ia ingin memeluknya (sampai remuk) tapi tidak berani untuk menyentuhnya langsung.

"Kucing... kucing... uhm, panggil dia Si Meong!" ucap Qwerty seenaknya, dan tanpa sadar mulai mengembalikan sedikit ingatannya. "Ah... itu nama yang lucu kan, Qwerty seperti pernah mendengarnya... ung, di mana ya?" ia berpikir lagi.

Tapi semuanya berlalu begitu Raven membawa kucing itu... :3


PS: si meon itu kucing di forum sebelah dan pernah menjadi anakku sebelum dia mati RIP meooong~

Quote :

"Kucing... kucing... uhm, panggil dia Si Meong!"

Si meong? Ah..tidak buruk..Qwerty pintar memilihkan nama pikir Raven polos.

"Si meong ya..OK! Nama yang bagus, terima kasih Qwerty.."

Raven saking senangnya tidak mendengarkan pertanyaan Qwerty yang terakhir, atau lebih tepatnya ngomong sendiri. Raven hanya sibuk dengan Si Meong. Mengelus-elusnya terus sejak dia sudah membelinya.

Tapi ada yang aneh, tunggu sebentar..

Kenapa perasaanku khawatir seperti ini? Ada apa sebenarnya?

Raven buru-buru keluar dari sana, tak lupa juga dia mengajak Qwerty. Dan ternyata di luar hujan. Dan bodohnya Raven tidak membawa payung, malah membawa sebuah minigun dan sepasang pisau.

"Eh? Bagaimana ini?" Raven bertanya pada Qwerty, menanyakan usul.



oot: eh?RIP? turut berduka

... HUJAN?!

"Ah... hujan! Bagaimana ini, nanti si Meong kebasahan!" lol Qwerty malah jadi memikirkan nasib kucing itu.

Ia lalu memutar otak ke sana-ke sini, kalau hujan berarti basah, berarti sakit, berarti eng... tidak ada ide. Qwerty lalu mulai mengalihkan pandangan ke kiri dan kanan, dan ia menemukan, "Ah! Itu Elean kan?" tanyanya sambil menunjuk-nunjuk wanita yang nampak seperti Elean di kejauhan. "Ternyata Elean belum pulang?" ucapnya lagi... sedikit lupa soal hujan.