[RP] Chemistry class

"Hah? membencimu? untuk apa? aku hanya bilang kau membuatku ingat dengan orang itu. Tapi aku tidak bilang aku membencimu kan." Selene membetulkan pernyataannya. Spertinya anak itu sensitif sekali.

"Kerjamu telaten... kalau kau mau, ikut saja jadi anggota OSIS." Selene menawarkan

"Huh? OSIS??" Julie lagi-lagi meloncat kaget, membuat seluruh perhatian di kelas tertuju padanya. Wajahnya serentak memerah dan ia kembali duduk sambil menundukkan wajahnya.

"Maksud nona, aku jadi pengurus OSIS kejuruan astronomi? Are you sure? Aku tak yakin bisa."

"Lagipula OSIS kejuruan juga bekerja sama dengan OSIS jurusan umum kan? Ah.. Aku tak tahu nona apa aku bisa.." ucapnya sambil menghela nafas panjang.

"Ya sudah kalau tidak mau ya sudah. Aku hanya menawarkan saja." Selene menatap tajam karena dia membuat gaduh.

"Sayangnya semua OSIS di Academy ini memang bekerja di bawah suatu naungan. Kalau memang tidak mau ya sudah." Selene sudah selesai dengan praktikum dan sekarang membereskannya semua.

"Ah.. Begitu ya.. Maaf." Julie lalu kembali pada pekerjaannya mencatat dan menghitung hasil praktikum titrasi tersebut.

Dicatatnya volume alkalimetri yang dikucurkan dan diperhatikannya perubahan warna menjadi merah muda akibat dari penetesan indikator phenoftalin. Setelah dirasa catatannya cukup, ia menghitung berapa konsentrasi cairan asam yang berada dalam labu titrasi dan terakhir menghitung pH-nya. Ia menempatkan data-data itu pada sebuah tabel di journalnya.

"Ngg.. begini benar 'kan miss Fellini?" tanyanya pelan pada partner praktikum kimianya. Setelah itu tiba-tiba saja ia blushing. "La-Lalu kesempatanku ikut OSIS masih terbuka 'kan? Dengan ikut OSIS, aku akan punya banyak teman 'kan?"

oot: aku belum pernah praktikum titrasi jadi maaf kalau deskripsinya salah.

"Tergantung... terserah kau mau ikut OSIS atau tidak. Nanti juga bukan aku yang menyeleksi." Selene mengambil alih tugas Julie dan hanya menyuruhnya untuk mencatat dan memperhatikan saja.

"Kalau mau datang saja ke ruang OSIS, kalau tidak ya sudah tidak usah datang." Selene mengatakannya dengan jelas.

Selene ingat sekarang. Dia jadi ingat wajah Levin kalau melihat Julie. Aksen mereka juga sama. Ya... Levin, si ketua OSIS menyebalkan itu.

oot: buat rusuh lagi ah!

Jendela laboratorium tiba-tiba saja terbuka dan memperlihatkan sesosok seorang cowok urakan dengan rambut merahnya yang menyilaukan karena memantulkan cahaya matahari tampak meloncat melewati jendela tersebut untuk memasuki laboratorium. "Ohayo gozaimas, sensei!!" sapanya dengan aksen bahasa Jepang yang aneh sambil melambai-lambaikan tangannya.

Levin Hirano segera masuk dengan sepatunya yang kotor dilumuri tanah dan bajunya yang acak-acakan dan segera mengambil posisi duduk di bangku terdekat dari jendela tempatnya masuk. Ia lalu tersenyum dengan wajah watadosnya.

"Okay, sekarang lagi belajar apa nih?" tanyanya santai pada guru kimia di depannya.

"Percuma kau datang sekarang... praktikumnya sudah hampir selesai sekarang..." Akira menggeleng2 kepala.

"Kerjakan saja soal ini." Akira menyerahkan selembar kertas berisi soal-soal asam-basa.

"sepertinya saudara kembarmu akrab juga dengan Selene..." akira berbisik dan menunjuk meja nomor 3."

Akira memberinya selembar kertas yang berisi soal-soal tentang asam dan basa. Levin melakukan scanning sebentar sebelum tertawa. "A-Apaan nih? Gampang begini!!" serunya sambil cekikikan.

Ia lalu mengeluarkan sebuah pensil mekanik dari saku celananya dan hendak mengerjakan saat guru kimia itu berkata padanya. Ia lalu menengadahkan wajahnya ke arah guru kimia itu. "Huh? Saudara kembar??"

Levin menoleh ke arah Selene dan gadis berambut hitam di sebelahnya sejenak dan lalu mengembalikan fokusnya pada kertas yang dipegangnya. "Oh..."

"Hey, sensei, udah ini kita main yuk?"

"Ck... tidak bisa tidak bisa... aku harus patroli pulang sekolah nanti." Akira langsung menolak. "Waktu kosongku hanya nanti malam saja. Dan aku akan pergi nanti malam."

"sombong sekali kau! kerjakan sajalah." Akira sebal juga kalau begini.

"Bukannya kamu ada rapat OSIS ya? rasanya menyedihkan sekali OSIS sekolah umum, tidak seperti OSIS kejuruan yg rajin mengadakan rapat." Akira mengeluh... karena pada ujungnya dia juga yang ditanyai mengenai OSIS, entah karena apa.

"Huh? Patroli?" serunya sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Rajin banget sih! Bolos sekali aja kenapa sih? Memangnya sekarang mau patroli dimana?"

Levin sejenak kembali ke arah kertas di depannya dan segera mengerjakan soal-soal di depannya. Dalam sekejap ia berhasil menyelesaikan satu soal, dua soal, hingga hanya butuh waktu 5 menit untuk menyelesaikan semuanya.

"Eh? Rapat OSIS? Oh iya, aku lupa. Thanks udah mengingatkan, kalau nggak pasti rapat nanti aku nggak akan datang. Hufft capeknya..." keluhnya sambil menghela nafasnya. "OSIS kejuruan itu tuh yang kerajinan. Setiap hari rapat melulu. Kasihan anggota-anggotanya, mereka pasti iri dengan OSIS jurusan umum. Tapi wajar sih, ketua OSIS kejuruan 'kan orangnya memang 'seperti itu'!" serunya dengan nada yang dikeraskan.

Betapa ia suka sekali menggoda ketua OSIS kejuruan cantik itu.

"Kasihan sekali ya yang sekolah di jurusan umum, ketua OSIS-nya seperti itu. Siapa bilang kami rapat setiap hari, kami rapat HANYA seminggu sekali. MEMANG anak-anaknya yang RAJIN." Selene membalasnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari kertas yang ada di hadapannya.

Baru saja dia kepikiran soal murid menyebalkan yang satu itu, tapi ternyata dia malah datang. Untung saja hanya jam pelajaran kimia mereka satu kelas.

Levin hanya cekikikan mendengar balasan dari Selene. Ternyata gadis itu memang mudah terpancing permainannya.

"Justru 'rajin'nya ituloh yang NGGAK normal. Aku heran, kok mereka betah sih terus-terusan di ruangan OSIS. Lihat kami, OSIS jurusan umum, selalu mengadakan dance party, sleepover, weekend hang-out dan yang paling penting itu have fun selalu. Udah gitu kami jalan-jalan kesana kemari dan menggoda cewek-cewek. Menyenangkan sekali bukan?"

Ia lalu tampak seperti teringat akan sesuatu, "Oh iya, aku lupa. Pengurus OSIS kejuruan kan nerdy semua ya. Pasti nggak akan kuat deh dengan aktivitas have fun kami!" serunya memancing perseteruan. Entah apa yang dia pikirkan saat ini.

Yah, itulah kalau punya ketua OSIS orang Amerika seperti Levin yang senang main. Budaya Amerika seperti midnight party dibawanya sampai ke Jepang sini.

"Oi oi... kau ini... jaga mulutmu." Akira memukul kepala Levin dengan notes-nya. "Tolong jaga sopan santunmu selama ada di dalam kelas kalau kau tak mau kuturunkan nilaimu."

Ya, menurut Akira itu sudah keterlaluan dan membuat suasana di kelas jadi tidak nyaman. Namun memang dasar nona keluarga terkenal, dia tetap tak bergeming dan diam saja. Padahal Akira tahu Selene pasti ingin mendamprat Levin. Mungkin dia memang sudah biasa mendengar makian orang.

Julie yang sejak tadi mendengar pembicaraan antara Selene dan Levin pun akhirnya mulai angkat bicara. Ia lalu menatap Selene, sang ketua OSIS kejuruan itu, yang tampaknya tenang-tenang saja walau Levin, ketua OSIS jurusan umum, sudah berkata yang tidak enak tentang OSIS kejuruan.

"Kau tidak apa-apa, nona Fellini? Maaf, orang itu memang seperti itu..." hanya itulah kalimat yang mampu ia ucapkan pada gadis cantik di sebelahnya itu.

Ia kembali menatap ke arah Levin yang sedang mengusap-usap kepala merahnya yang baru saja dipukul oleh Akira dengan buku notes-nya, tampak kesal. Dalam hati, sesungguhnya ia juga ingin membalas kata-kata Levin yang seenaknya itu serta membela OSIS kejuruan dan Selene. Namun, ia tak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu. Entah kapan terakhir ia berbicara dengan Levin, dan lagipula ia juga malas untuk berbicara dengannya.

Namun sepertinya, ia mempunyai cara lain untuk membalas perbuatan cowok playboy itu.

"Miss Fellini, aku mau jadi pengurus OSIS kejuruan!"