[RP] Ordinary Days in Siegfierd's Coffee Shop

"biar aku saja." i.i mengambil hiasan dan meminta tolong pada qwerty.

"qwerty... Ayo dong... Bantu aku untuk memasang ini... Karena mereka tak mau membantu, mereka harus membantu sheera dan yuto, mereka terlalu sibuk." yak! I.I memulai aktingnya dan menarik tangan qwerty.

Izu hanya bisa tersenyum melihat kejutan ini karena ini sungguh lucu!

"hmm ngebantu juga ah" katanya pada diri sndiri

mizu pun segera melepaskan beberapa hiasan Dari tempatnya

lalu ia kembali ke sisi raven lagi

Quote :

"berminat bergabung dengan Kami?"

Raven tertawa simple, tak berlebihan tetapi tetap menganggap Mizu memang hanya bercanda.

"Terima kasih untuk tawarannya. Tapi aku harus melindungi semua yang penting bagiku di Britannia ini. Mungkin suatu hari," Raven mulai berkhayal kesana-kemari, membayangkan semua itu.

Quote :

"hei raven benar kau mau menjaga rahasia ini?"

Raven mengangguk. Selama ini Raven tak pernah menceritakan rahasianya, dan rahasia orang-orang lain. Dia yakin dapat menjaga rahasia Mizu juga.

"Tentu saja. Percayalah padaku, aku janji tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapapun," Raven meneguk lagi kopinya. Dia benar-benar ingin bermain musik di kedai ini. Untuk menghilangkan kebosanan.

Tapi... apa Yuto-san punya alat musik di kedainya? Yah... kurasa tak mungkin

Raven juga ingin membantu, tetapi dia sedang buntu ide, benar-benar tidak tau apa yang di maksud dengan pesta. Wajar saja, yang di lakukan Raven hanyalah berlatih dan berlatih. Dia juga jika ada waktu luang hanyalah bermain musik dan melukis atau bahkan menulis puisi.

"aku hanya bercanda kok hahaha"

"terimankasih karena jika tidak Aku mungkin harus membunuhmu atau membiarkan diriku dibunuh meskipun aku lebih senang membiarkan diriku dibunuh" kata mizu kalem

"aku mungkin Akan keluar Dari kishidan karena memberitahuku rahasia ini"

"master telah tahu bahwa aku memberitahumu aku tidak tahu apa yang Akan terjadi" kata mizu lagi

"oya kau bosan ? Ada alat musik di sana mungkin kau bisa memainkan kusum untuk qwerty nanti" usul mizu sambil tersenyum

Quote :

"terimankasih karena jika tidak Aku mungkin harus membunuhmu atau membiarkan diriku dibunuh meskipun aku lebih senang membiarkan diriku dibunuh"

Raven mengangkat alisnya, bingung dengan apa yang di katakan Mizu.

"Et-to, kalau boleh aku tau, kenapa kau berkata seperti itu? Lebih senang membiarkan dirimu terbunuh? Kenapa?" kali ini Raven kambuh lagi cerewetnya.

Quote :

"aku mungkin Akan keluar Dari kishidan karena memberitahuku rahasia ini"

"APA?! Jangan-jangan ini gara-gara aku yah. Ahh... andai saja aku bisa membantumu. Lalu, kau akan bagaimana?"

Raven malah ikut-ikutan panik, padahal hal itu sama sekali tak ada hubungannya dengannya.

Quote :

"oya kau bosan ? Ada alat musik di sana mungkin kau bisa memainkan kusum untuk qwerty nanti"

Mata Raven langsung berbinar, mendengar Mizu mengatakan itu.

"Benarkah? Alat musik apa?" Raven terlalu bersemangat jika sudah menyangkut musik

Qwerty yang baru saja masuk tiba-tiba dibingungkan dengan sikap orang-orang yang nampak sibuk sendiri, loh... apa ia tidak terlihat memasuki ruangan itu eh?

Dan tiba-tiba lagi datang I.I. yang menyeretnya segera untuk membantu memasangkan apa? Apa yang terjadi di tempat itu?

"Memangnya untuk apa? Sibuk apa?" mulai bertanya-tanya sambil memasangkan hiasan itu di sana-sini sesuai petunjuk I.I. "Memangnya mau ada pesta ya? Atau Yuuto sedang ulang tahun makanya kedainya dihias-hias begini?" ia tentu hanya menebak-nebak asal saja.

Selain pikirannya, kini tangannya sibuk bergerak sesuai apa kata I.I. seolah mau membuatnya tidak peduli pada situasi di tempat itu.

"aku memang tidak ingin mati tetapi lebih baik aku yang dibunuh daripada orang yang berharga bagiku" kata mizu kalem

"tidak kau tidak perlu melakukan apa apa karena ini salahmu membocorkan rahasia. Oh aku lupa jika pada suatu saat kau harus berkata rahasia ini katakanlah Dan jika kau disurh membunuhku... Lakukanlah Tampa keraguan"

"tapi untuk sekarang ini kumohon jagalah rahasia ini"

"Akan kulakukan apapun tapi jagalh rahasia ini" kata mizu sambil membungkuk 90 derajat

"well Ada piano jika kau mau main" kata mizu sambil tersenyum manus Kali ini

Quote :

"tidak kau tidak perlu melakukan apa apa karena ini salahmu membocorkan rahasia. Oh aku lupa jika pada suatu saat kau harus berkata rahasia ini katakanlah Dan jika kau disurh membunuhku... Lakukanlah Tampa keraguan"

Lakukan tanpa keraguan? Mana mungkin aku melakukan itu. Nyawa itu tidak bisa di anggap remeh. Tapi aku... akan menjaga rahasia ini

Raven diam saja, dia hanya menunduk memikirkan semua perkataan Mizu. Dan di lihatnya Mizu membungkuk padanya, itu malah membuat Raven semakin salting.

"Ah... tidak perlu seperti itu! Aku janji, saat ini atau di masa depan nanti aku akan menjaga rahasia ini. Cukup aku dan Mizu saja yang tau," Raven lagi-lagi tersenyum untuk menghibur Mizu.

Quote :

"well Ada piano jika kau mau main"

"Ehh? Piano? Kenapa kebetulan sekali!" Raven kali ini benar-benar girang, dia ingin memberikan sebuah lagu untuk Qwerty."Tapi nanti saja main pianonya, tunggu sampai puncak acaranya, dan aku akan memainkan pianonya."

"hmm dak semudah itu master tahu kalo aku membocorkan rahasia jadi aku bisa saja dipecat atau bahkan dibunuh" kata mizu

"ah boleh mau memainkan lagu apa?"

Raven tersenyum tipis. Dia sendiri tidak tau kenapa dia bisa memilih lagu itu. Ketika mendengarnya, Raven teringat pada seseorang, dia... mirip dengan Qwerty.

"Lagu ini berjudul Aesthetic. Aku tidak sabar ingin memainkannya."

Raven memperhatikan Qwerty dan yang lainnya lagi.

"Tadinya aku sudah mempersiapkan hadiah untuknya. Tetapi karena aku yang bodoh dan pelupa, aku tak ingat menaruh hadiah itu di mana," ucap Raven jujur.

"ah mizu bukan orang bagian musik tapi rasanya lagu it indah" kata mizu sambil tersenyum

"yep kadang kadang mizu juga ngelakuin itu kok" kata mizu lagi

"ah udahlah masalah nanti yah nanti hehehe ngerjain qwerty ahh"

"Ehem!"

Yuto berseru pada Mizu dan Raven dengan percakapan mereka yang luar biasa. Ia lalu berusaha untuk menghentikan pembicaraan itu.

"Er.. Kalau kau ingin bermain piano, aku punya kok! Akan kusuruh pelayanku untuk mempersiapkan pianonya.." ucapnya pada Raven.

Ia lalu segera menyuruh para pelayannya untuk mengambil piano yang disimpan di ruangan pribadinya di belakang dapur. Dan dalam sekelebat piano telah siap di ruangan utama.

"yah.. ini dia! Kau tahu, aku tak terlalu bisa bermain piano, maka piano ini hanya menjadi hiasan saja di ruanganku. Hhaha..habis aku ini spesialis biola.." ucapnya.

"Kau ingin berduet denganku?" tawarnya sambil menyuruh pelayannya mengambil biola dan ia dapatkan biola berwarna kekuningan itu di tangannya dengan cepat.

"yah..sekalian hadiah dariku buat Qwerty. Habis aku tak menyiapkan apa-apa karena ini terlalu mendadak!" ucapnya sambil melihat ke arah Qwerty yang sedang 'dikerjain' oleh I.I.

Belum sempat Raven berbincang lagi dengan Mizu, Yuto ternyata sudah berdeham, membuatnya agak kaget.

Quote :

"Kau ingin berduet denganku?"

Dari semua perkataan Yuto yang tidak terlalu membuat Raven tertarik, hanya kali ini Raven lagi-lagi mulai bersemangat.

"Hee... benarkah? Yuto-san bisa memainkan biola? Kalau begitu itu ide yang bagus. Tapi... bukankah lebih baik menunggu puncak acaranya jika mau tampil?"

"ah yuto Biar kusiapkan pianonya" kata mizu

"kalian butuh partiturnya?"

Yuto tersenyum melihat Raven yang terlihat senang. Ia pikir lelaki di hadapannya itu memang benar-benar mencintai musik.

"yap, aku pernah menjuarai beberapa pertandingan solo violin ketika aku masih SMA. Lalu aku pernah tergabung dalam orkestra saat kuliah, tapi aku berhenti bermain biola setelah sukses dalam sekali pertunjukkan.." ucapnya panjang lebar. Yuto memang agak sedikit sombong mengenai kelebihannya.

"Boleh saja, tapi aku ingin pemanasan sedikit. Kau tahu, aku sudah lama tak bermain biola... Mungkin kau ingin membantuku mengingat kembali..." pintanya, "Lagu apa yang kau bisa?"

Quote :

"kalian butuh partiturnya?"

"Ya. Itu pun kalau Mizu mempunyai partiturnya. Apakah ada?"

Quote :

"yap, aku pernah menjuarai beberapa pertandingan solo violin ketika aku masih SMA. Lalu aku pernah tergabung dalam orkestra saat kuliah, tapi aku berhenti bermain biola setelah sukses dalam sekali pertunjukkan.."

Quote :

"Lagu apa yang kau bisa?"

Raven hanya tersenyum menghormati sesama pemain musik yang di hadapannya. Raven tidak mengira bahwa Yuto ternyata menjuarai banyak pertandingan juga.

"Bagaimana kalau lagu Kreisler - Rondino on a theme by Beethoven. Itu adalah lagu yang biasa di mainkan untuk duet antara Piano dan Biola. Yuto-san bisa?"

"mizu punya partiturnya" kata mizu

"sebentar mizu siapkan pianonya Dan partiturnya"

lalu. Mizu pun pergi mengambil partiturnya

WTH?! sebenarnya ini jadi bagaimana sih?

Sheera melihat sekelilingnya. dia menjadi heran. seperti inikah acara sesungguhnya? dia mendekati Yuto. "yu..yuto..apa benar begini?" tanyanya ragu.

sementara semua orang 'sok' sibuk, dia mematung ditengah-tengah keramaian.

"sigh...aku harus ngapain sekarang?" gumamnya.

Yuto lalu memegang dagunya, seakan berpikir ala detektif. "Hmm coba kuingat.. Aku pernah bermain itu dulu.. Tapi aku agak lupa.. Mungkin aku memang butuh partiturnya!" serunya sambil menoleh pada Mizu dimana gadis itu sedang mengambil partiturnya.

Lalu Sheera datang mendekatinya dan menanyakan kepastian, "Iya Sheera sayang.. Ini sudah benar! Semoga saja sukses dan berhasil sampai akhir.."

mizu yang mengambil partitur tidak sengaja menabrak sheera

"sheeea San maaf saya tidak sengaja" kata mizu sambil mengambili partiturnya

*bruk*

Mizu menabrak Sheera yang masih termenung. "....." dia menatap Mizu yang meminta maaf dengan tajam. pandangan super-duper ekstra kesal. Sheera bertekad akan memasukkan Mizu ke 'daftar orang-orang yang harus dihindari' malam ini.

"..ya" jawabnya pendek sambil mengalihkan pandanganya. Sheera menata Yuto. Yuto yang mengeakan kacamata terlalu....

....keren....

"ehem sheera San anda menginjak partiturnya yuto San" kata mizu

"yuto San ini partiturnya pianonya telah siap"

Yuto merasakan Sheera menatap dirinya. Ia segera mendekati gadis itu dan menatapnya secara face-to-face, mendekatkan wajahnya dekat sekali dengan wajah Sheera hingga hanya tersisa 1 cm di antara mereka.

"Kenapa kau menatapku dalam? Aku tahu aku ini ganteng.. Tapi ditatap oleh gadis secantik dirimu membuatku merasa semakin ganteng!" serunya menggoda.

Lalu Mizu memberinya partitur. Ia tersenyum padanya, "Makasih!" ucapnya. Ia lalu memerhatikan partitur itu dengan seksama dan masih mengenakan kacamata. Sekali lagi, mata Yuto tidak dapat melihat huruf atau simbol dengan jelas.

"yuto San partiturnya diinjak sama. Sheera San satu lembar" kata mizu

"permisi sheera San"

"Hng..."

Qwerty masih disibukkan dengan suruhan I.I. untuk menempeli beragam pernak-pernik di sana-sini. Ia sudah mengajukan beberapa pertanyaan, namun tidak ada yang menjawabnya. Hal itu membuat otak Qwerty yang lemot semakin bekerja lebih lemot dari biasanya.

Ia lalu mencuri pandangan pada orang-orang yang nampak sibuk sendiri di pojok ruangan sana. Apa yang mereka kerjakan? Tidak mengerti, yang pasti Qwerty agak merasa dikucilkan atau karena ia sibuk sendiri dan yang lain sibuk sendiri makanya ia merasa tidak diperhatikan.

"Ah ini sudah selesai, jadi Qwerty bisa ke sana kan?" tanyanya pada I.I. sambil menunjuk ke arah Sheera dan yang lainnya.