[RP] Let's Shopping at Omotesando Mall

Sheera mengajak Yuto untuk duduk terlebih dahulu. Yuto menjadi malu sendiri karenanya, entah kenapa. Ia sedikit memalingkan wajahnya, untuk menutup wajahnya yang sedikit memerah.

"lebih baik pulihkan dulu dirimu."

Yuto mengangguk, "O...Okay" serunya, masih merasa sakit di punggungnya. Namun sayangnya ia tak dapat menyandar pada sandaran kursi. Ia mengernyitkan dahinya, merasa sakit. Nafasnya pun agak sedikit kurang lancar.

"Sheera... tolong, periksa punggungku... buka saja sedikit T-shirtku... Tolong, periksa..." serunya agak terbata-bata karena menahan sakit.

Sheera memeriksa punggung Yuto, dan benar saja. ada bagian yang memar.

"er...memar..di thoracal atas..ruas ke....7..9...dari atas.." kata Sheera sambil membenarkan lagi pakaian Yuto. "hah..memar di punggung mu itu kecil..dan tidak terlalu parah. akan sembuh dalam waktu 5 jam ke depan" kata Sheera lagi.

"jangan dikompres dengan air panas, jangan disentuh." kata Sheera lagi. dia sangat mengkhawatirkan kondisi Yuto. "..perlu kubawa kau ke dokter?"

Yuto tersenyum, sebenarnya ia agak sedikit heran dengan kata-kata Sheera yang berkata bahwa memarnya itu kecil. Kenapa? karena terasa sangaat sakit. Membuatnya sampai susah saat mau berdiri. Yuto jadi bingung sendiri.

"Hhehehe... kau mesum, sudah liat punggungku telanjang! gagah tidak?" gombalnya, mencairkan suasana agar Sheera tidak terlalu cemas memikirkannya. Ia tak suka melihat orang lain cemas karenanya.

"jangan dikompres dengan air panas, jangan disentuh." kata Sheera lagi. dia sangat mengkhawatirkan kondisi Yuto. "..perlu kubawa kau ke dokter?"

Yuto lalu menggeleng. "Tidak... Tidak perlu! Aku tak ingin membuat orang tuaku cemas dan terbebani hanya karena memar begini..." serunya, "Lagipula... terimakasih ya..." tambahnya sambil tersenyum manis, membuatnya semakin tampan dalam kesakitan.

"kalau begitu istirahatlah sampai kamu merasa lebih baik!" kata Sheera. dia tetap duduk di samping Yuto. dan tidak tahu harus berkata apa.

"hei..katanya tadi kau mau membawaku..ke suatu tempat di mall ini..kemana?" tanyanya. hanya basa-basi, Sheera tidak mau terus-menerus diam.

Yuto hanya membungkuk lesu. Ia masih belum dapat menyandar pada sandaran kursi. Ia menggigit bibir bawahnya dgn erat karena sakit. Ia masih tak percaya memar sekecil itu, menurut Sheera, bisa membuat rasa sesakit ini.

"kemana? uh kemana ya? aku lupa. hhehe" jawabnya asal. Otaknya tak dapat berpikir jernih dalam rasa sakit.

Nyuut

S**t f***in i***t! Kenapa rasanya sesakit ini?! seru Yuuto dalam hatinya. Keringat mengucur di samping pelupuknya.

Baik Yuto maupun Yuuto kini hanya terdiam. Semoga saja rasa sakit ini dapat berkurang jika didiamkan.

Anak ini...sepertinya dia terlalu kesakitan..

"er..Yuto? sebaiknya kau kuantar pulang ya?" tanya SHeera lagi. yuto terlalu keras kepala sampai Sheera bingung harus melakukan apa.

semoga Yuto mau kuantar pulang..lebih baik bagisnya jika dia istirahat.

"ukh..." melihat yuto yang kesakitan rasa bersalah menyelimuti gadis bermata emas ini.
"hey! Aku juga keseleo tau! Ini juga sakit!" pikirnya.

i.i duduk tak jauh dari tempat yuto. Walau kakinya sudah dibebat, tetap saja... Sakit. I.I menelepon leon, tapi tak diangkat. Waktu mau mengirim pesan dia harus menulisnya dalam waktu 30 menit sampai akhirnya dia berhasil mengirimnya dengan tangis bahagia. Maklum, gaptek.

Lokasi : Toko Mainan Anak-anak

"akhirnya kubelikan ini untuk adikku", kata Elean tersenyum melihat kotak musik berwarna putih kecil.

kriuuk~

bunyi perut Elean nyaring terdengar. tanda tanda bahwa dia sekarang sangat kelaparan.
"aah...perutku lapar",Elean yang memegang-megang perutnya, melihat restaurant seafood disebrang sana.

"okeey, next stop...restaurant seafood !", kata Elean semangat menuju restaurant itu.
__________________
Lokasi : sekarang di restaurant seafood.

ucapan selamat datang pelayang membuat Elean semakin lapar, ia langsung duduk ditempat duduk yang dekat dengan kaca. pelayan datang, dan Elean memesan.
~~~~
~~~
~~
~
Elean membuka kotak musik yang baru saja ia beli, suara musik itu terdengar serestaurant. lalu dia menutupnya lagi. "pasti dia senang..", kata Elean tersenyum melihat kotak musik itu.

____________
oot : kalo ada suzu, nanti chara suzu-chan ketemu disini aja ! nyaan = w =

Lokasi : kursi dpan toko bngunan

Yuto menggeleng, "Biarkan saja, lagipula aku sudah bilang kan? Aku tak ingin membuat orang tuaku cemas!" tegasnya dan agak memberi tekanan pada intonasinya.

Yuto tidak marah--sebenarnya hampir--dan ia harap Sheera mengerti dirinya dan hal itu. Yuto terlalu baik untuk tidak membiarkan dirinya membebani keluarganya.

Sementara itu I.I juga mengeluh padanya. Ia menatap gadis itu dengan kecut. "Oh ayolah! Setidaknya keseleo mu itu tidak sesakit punggungku. Lagipula, punggungku kan pernah..."

Tiba-tiba Yuto teringat sesuatu dan menghentikan ucapannya. Oh ya, ia ingat, ketika masih berumur 10 tahun, ia pernah secara tak sengaja (?) terjatuh dari lantai dua rumah keluarga Siegfierd dan sialnya saat itu ia mendarat dengan punggungnya, menyebabkan beberapa tulang belakangnya retak. Namun untungnya, kecelakaan itu tidak berakibat vital pada syaraf pusatnya.

Ia tersenyum. "Jadi rasa sakit yg berlebihan di punggungku ini akibat luka trauma toh!" serunya. Ia lalu tertawa sedikit setelah mengetahui fakta itu.

Yuto menoleh pada Sheera, "Tunggu saja sebentar Sheera, pasti nanti rasa sakitku akan hilang. Lagipula aku benar-benar ingin membawamu ke suatu tempat... Okay?"

Sheera salah sangka kalau Yuto membentaknya. Dia tidak menyangka kakaku yuto akan marah seperti itu.

Namun tiba-tiba yuto tersenyum. Perubahan ekspresi yuto yang mendadak itu membuat Sheera kaget. Dan ternyata Yuto tetap keras kepala untuk membawanya ke suatu tempat.

"oh...o...okay..."

Lokasi : Depan restaurant seafood juga

Sialan Elean! Meninggalkanku di toko mainan bersama Qwerty! Cih! Raven lagi-lagi mengumpati Elean. Sebenarnya perutnya juga lapar, jadi dia ke rastaurant. Bukan untuk bertemu Elean.

"Ayo, Qwerty, kita makan," ajaknya pada Qwerty.

Qwerty mengangguk dan mereka berdua pun segera memasuki restaurant tersebut.

"Oh, restaurant seafood ternyata," Raven tidak membaca papan nama tokonya di depan

lokasi : toko musik

setelah menikmati kejadian kecil di toko musik tersebut , Rio memutuskan untuk membeli senar biola yang baru . dia juga membeli beberapa kaset lagu klasik yang bisa membantu menemani disaat latihan senam atau meditasi aikidou .

baru saja Rio mengeluarkan dompetnya , seseorang memiting lehernya dari belakang . itu adalah salah satu teman Rio , Lilia , yang tadi juga ikut bersamanya shoping . Lilia mewakili teman-temannya yang lain untuk mengomeli Rio karna lama .

"Ma, maaf ... tadi aku keasyikan lihat keributan kecil disini ..." ujarnya dengan perasaan bersalah , tentu dengan cara bicaranya yang tetap kasar meski dengan teman-temannya sendiri . dia lalu membayar senar dan kasetnya dan segera keluar dari toko itu .

"Ah... aku lapar ! makan dulu yuk dimana gitu ..." keluhnya sambil memegangi perut . lalu dia dan teman-temannya memutuskan untuk mencari sebuah restoran untuk makan siang .

Raven melihat menu yang sekarang sedang di pegangnya, dan segera menawari Qwerty juga.

"Qwerty mau makan apa?"

Sambil menunggu pelayan datang mencatat pesanan mereka, Raven melihat ada snack di ujung restaurant tersebut yang sengaja di siapkan oleh restaurant untuk di makan pengunjungnya secara gratisan.

Oh! Ada snack juga!

"Tunggu ya, Qwerty..Aku ambil snack dulu." Raven menuju ke ujung restaurant.

Dan datanglah Riona ke restaurant tersebut.

Elean yang hanya menunggu pesanannya datang sambil berpangku tangan melihat-lihat mall dari kaca tembus pandang disebelahnya.
ia melihat riona sedang berjalan bersama temannya menuju restaurant ini.
tiba-tiba dompet riona terjatuh, dan sepertinya riona dan temannya tidak menyadarinya.

"gadis itu, dia yang tadi ditoko musik kan ? dompetnya terjatuh...", gumam Elean.

Elean berpikir cepat dan meninggalkan bangkunya sebentar. dia keluar restaurant dan menuju dompet riona. saat mengambil dompet itu Elean langsung memanggil riona "emm, heeeiii...", Elean yang tidak tau nama riona, hanya memanggilnya dengan seperti itu.

Raven mengambil SNACK tersebut dengan semangat. Dia juga mengambilkannya untuk Qwerty.

Dia tidak melihat ada Elean dan Riona di sebelahnya, dan tak sengaja..

PRANG!

Snack-snack tersebut tumpah mengenai Riona dan Elean.

"Ups.."

oot
Elean :waaaah ! Raven ngajak berantem ! ==*
Sayo : jail amat sih ==
______________________________________
tiba-tiba runtuhan snack datang dari atas kepala Elean, ia hanya melihat langsung siapa biang kelading yang melemparkan snack kekepala Elean.
dan ternyata...raven.

Elean hanya menatap raven sinis dan langsung berdiri, "sedang apa kau...",urat urat mulai bermunculan dikepala Elean. ia hanya menahan amarahnya, ternyata sama saja di caffe yuto disini, semua sial.kali ini nadanya menjadi dingin.

oot: Cih, saya memang sengaja, Elean..naii


Dia senang sekali melihat tatapan sinis dan marah Elean tersebut. Sebenarnya dia lebih banyak menumpahi snack tersebut pada Elean.

Quote :

"sedang apa kau..."

"Sedang ambil snack," ujar Raven sambil tersenyum dan sok polos."Harusnya aku yang bertanya padamu, Elean. Sedang apa di sini?"

Raven sengaja membalikkan pertanyaan Elean.

Rasakan itu..

lokasi : resto seafood

Rio memasuki resto itu dengan nafsu karna perutnya terus mengaung . dia duduk di bangku pojok yang memuat ebberapa orang dengan sofa yang terlihat cozy .

"Aaah enaknya duduk di sofa senyaman ini ~~ " jarnya lega . kemudian pelayan datang da menanyakan pesanan . setelah semua pesanan selesai di catat , pelayannya bilang bill dibayar di muka .

"Aku yang bayar , ganti tadi kalian nunggu begitu lama ." ujar Rio cuek sambil merogoh kantung celana pendeknya . sesaat dia tersima . tidak ada gumpalan dompet disana .

Quote :

"emm, heeeiii...", Elean yang tidak tau nama riona, hanya memanggilnya dengan seperti itu.

Rio menengok mendengar suara itu . lalu dilihatnya dompet hijaunya yang dipegang oleh cewek di depannya itu .

oot :
Elean : errrrrgggg ==***
Sayo : *siul*~~ wkwkwkwk *ketawain Elean*, masih tetap om-om jail ==
______________________

Quote :

"Harusnya aku yang bertanya padamu, Elean. Sedang apa di sini?"

"errg, bukan urusanmu raven !", ucap Elean dengan dingin.
dia merapihkan kembali bajunya, kali ini ia tidak peduli dengan apa yang mau raven katakan lagi. dia hanya menghadap riona. dan kembali dengan senyum ramahnya.
"ini dompetmu...", ucap Elean menyodorkan dompet riona sambil tersenyum ramah.

Quote :

"errg, bukan urusanmu raven !"

"Memang bukan urusanku," jawabnya tak kalah sinis juga.

Raven melihat Elean memberikan dompet pada seorang wanita. Oh? Yang tadi di toko musik memandangi biola?

Oh, dia lagi..

Raven dengan sengaja berbisik pada Elean.."Itu temanmu? Cantik juga.."

Quote :

"Itu temanmu? Cantik juga.."

"bukan,hey jangan pernah berbicara lagi denganku !", Elean kemarahannya sudah memuncak, dia menginjak kaki raven dengan keras dan kembali ramah dengan Riona.
"salam kenal....saya ELean", kali ini menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman.

Elean mengacuhkan raven, kini dia asik berbicara dengan riona dan temannya.

Quote :

"ini dompetmu...", ucap Elean menyodorkan dompet riona sambil tersenyum ramah.

Rio sedikit tercengang .

"Waaaah sankyu ! ah .. aku benar-benar bodoh sampe menjatuhkan ini ! sungguh terima kasih ! " Rio mengambil dompetnya dan bicara dengan gaya yang sedikit "bar-bar"

"aku Riona, panggil saja Rio . ini ketemu dimana ?" tanya nya ke cewek yang bertampang manis itu . lalu matanya jatuh ke arah cowok di sebelahnya dan terlihat berpikir .

"Kau ... yang main piano di toko musik itu kan ?" tanyanya kepada cowok berambut pirang itu

Quote :

"bukan,hey jangan pernah berbicara lagi denganku !"

Raven hanya tertawa, kemudian dia ingin melanjutkan menjahili Elean, tapi..

"AW!" Raven berteriak kesakitan, kakinya diinjak keras.

Sialan sekali kau, Elean..Padahal tadi aku sudah memainkanmu lagu Lacie

Ya sudahlah, Raven melanjutkan mengambil snack-nya lagi. Dia melihat orang yang sepertinya pemimpin di restaurant tersebut. Dia mengenalnya. Orang tersebut merupakan orang yang menjual sahamnya pada Raven. Dengan kata lain restaurant tersebut milik Raven.

Quote :

"Kau ... yang main piano di toko musik itu kan ?"

Dia melirik Riona. Tak menyangka gadis itu mengajaknya bicara juga.

"Ya..Kau melihatnya?"

Quote :

"aku Riona, panggil saja Rio . ini ketemu dimana ?"

"riona...emm, tadi dompet ini kutemukan saat kau berjalan disepan restaurant ini",Elean tersenyum hangat.

"kau juga mau makan disini ? bolehkah aku makan bersamamu ?", tanya Elean.

ia hanya ternyum terus melihat riona, wajahnya mirip adiknya jika sudah besar.

Oh, ternyata dia mengacuhkanku..Ternyata aku memang mudah di benci ya.., Raven tersenyum ringan.

Kau tak tau Elean, apa yang telah kusiapkan untukmu

Raven berbisik pada sang mantan pemilik toko.

"Hei, kalian punya biola di sini?" tanyanya.

Pemilik toko tersebut cepat-cepat mengangguk, dan memberikan biola pada Raven. Biola murahan sebenarnya.

Raven menuju ke pertengahan toko sambil membawa biolanya. Jiwa isengnya sedang keluar hari ini.

"Saudara-saudara, aku ingin memainkan lagu ini untuk seseorang di sini. Maukah kalian juga mendengarkanku? Ini lacie song..Dan..Kurasa aku akan memulainya sekarang.."

Raven mulai memainkan biolanya. Dia memang ahli di beberapa alat musik, termasuk biola, dia memainkan Lacie song dengan sungguh-sungguh.